Khazanah

SEJARAH NAMA2 BULAN HIJRIYAH HINGGA PARA IMAM BESAR MENETAPKAN BULAN KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW DIBULAN ROBIUL AWWAL

Klik Untuk Mendengarkan Berita

TUJUHSATU.COM – Kalender hijriyah dimulai sejak Nabi saw. hijrah dari kota Mekkah ke Kota Madinah.

Tapi Nama-nama bulan itu sudah ada sejak jaman Arab Jahiliyah, meski penetapan tahunnya tidak konsisten, alias ganti-ganti terus, Misalnya, mereka pernah menggunakan hitungan tahun berdasarkan kematian Amr bin Luhay (seorang tokoh Bani Khuza’ah pembawa agama musyrik di Mekkah), pernah juga mereka menggunakan patokan tahun berdasarkan kematian Hisyam bin Mughiroh, dan yang terahir mendasarkan perhitungan berdasarkan tahun peristiwa invasi pasukan Abrahah ke Mekkah. Lihat Durusut Tarikh.

 

– Bustanul ‘arifin :

‎(الباب الخامس عشر بعد المائة في ذكر الأيام والشهور)(قال الفقيه) رحمه اللَّه: اعلم أن السنة اثنا عشر شهراً أولها محرم وإنما سمي محرماً لأن القتال فيه كان محرماً فيما بينهم في الجاهلية. ثم صفر وإنما سموه صفراً لأن الناس قد أصابهم المرض فاصفرت وجوههم فسموه صفراً لصفرة الوجوه فيه، ويقال سمي صفراً لأن إبليس صفر بجنوده حين خرج محرم وحلّ لهم القتال. ثم شهر ربيع الأول لأنه صادف أول الخريف فسمي الربيع الأول. ثم شهر ربيع الآخر لأنه صادف الخريف فسموه باسم الربيع. ثم جمادى الأولى، ثم جمادى الأخرى. وإنما سميا بذلك لأنهما صادفا أيام الشتاء حين اشتد البرد وجمد الماء، ثم رجب وإنما سموه رجباً لأن العرب كانت ترجبه: أي تعظمه، وكانوا يسمونه أصم لأنهم كانوا لا يسمعون فيه صوت الحرب، ثم شعبان وإنما سمي شعبان لأن قبائل العرب كانت تتشعب فيه أي تتفرق فيه، ويقال إنما سمي شعبان لأن يتشعب فيه خير كثير لرمضان. ثم شهر رمضان ويقال إنما سموه رمضان لأنه صادف أيام الحر والرمضاء الحر الشديد ويقال إنما سمي رمضان لأنه ترمض فيه الذنوب. ثم شوال إنما سموه شوال لأن القبائل العرب كانت تشول فيه: أي تبرح عنموضعها، ويقال إنما سموه شوال لأنهم كانوا يصيدون فيه من قولك أشليت الكلب إذا أرسلته لصيد. ثم ذو القعدة وإنما سموه ذا القعدة لأنهم كانوا يقعدون فيه عن الحرب. ثم ذو الحجة لأنهم كانوا يحجون فيه. فهذه أسامي الشهور العربية بالشهور القمرية التي يعرف حسابها بدوران القمر، وهو حساب المسلمين لآجالهم وعباداتهم

 

Dalam Bab keseratus lima belas kitab Bustanul ‘arifin dalam menerangkan hari-hari dan bulan-bulan. Berkata al-Faqih ra. : ketahuilah bahwasannya setahun itu ada 12 bulan :

 

1️⃣.Bulan yang pertamama adalah bulana *”Muharrom”* dan sesungguhnya bulan itu dinamai Muharrom, karena peperangan di bulan tersebut di haramkan dalam hal apapun di era jahiliyah.

Baca Juga :  Gerakan Pengakaran Lbh Amanah Indonesia Raya Melalui Santunan Yatim Dan Dhuafa 2023

 

2️⃣.kemudian *”Shofar”* dan sesungguhnya mereka menamai bulan tersebut dengan shofar, karena orang-orang ditimpa oleh satu penyakit, lalu menguning/memucat/wajah-wajah mereka maka mereka menamai bulan itu dengan shofar, karena pucatnya wajah-wajah di bulan itu.

dikatakan oleh satu pendapat, dinamai shofar, karena sesungguhnya iblis shofaro (bersiul) memanggil bala tentaranya ketika keluar bulan muharram, dan telah dihalalkan perang bagi orang-orang.

 

3️⃣.kemudian bulan *”Robiul awwal”* karena sesungguhnya bulan itu bertepatan dengan permulaan musim semi (bertunas) maka dinamai dengan Robiul awwal (musim semi pertama)

 

4️⃣.kemudian bulan *”Robiul akhir”* karena bulan itu bertepatan dengan akhir musim semi (bertunas) maka dinamai dengan Robiul akhir/ rabiuts tsani(musim semi kedua)

 

5️⃣.kemudian *”Jumadil ula”* kemudian 6️⃣ *”Jumadil ukhro”* dinamai keduanya dengan jumad (beku) karena dua bulan itu bertepatan dengan musim dingin, ketika sangat dingin dan air membeku.

 

7️⃣.kemudian *”Rojab”* mereka menamai bulan itu denga rojab, karena bangsa Arab biasa menghormati bulan itu, yakni mengagungkannya, dan mereka menami dengan Ashomm (tuli) karena mereka tidak mendengar suara peperangan di bulan itu.

 

8️⃣.kemudian *”Sya’ban”* dinamakan sya’ban karena berbagai suku bangsa arab mengadakan pengelompokan di bulan tersebut, agar mereka bisa terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok di bulan tersebut. pendapat lain mengatakan: dinamakan sya’ban karena pada bulan tersebut dibagi-bagikan kebaikan yang berlimpah untuk menghadapi Romadhon.

 

9️⃣.kemudian *”Romadhon”* mereka menamainya dengan romadhon karena bertepatan dengan musim panas. dan Romdan adalah panas yang sangat (menyengat). dan pendapat lain mengatakan: dinamakan Romadhon, karena akan dihanguskan berbagai dosa pada bulan tersebut.

 

. kemudian *”Syawwal”* mereka menamainya dengan syawwal, karena suku-suku bangsa arab, mengadakan perjalanan berpencar di bulan tersebut, yakni menyingkir dari tempat tinggalnya. pendapat lain mengatakan : mereka menamainya dengan syawwal, karena mereka mengadakan perburuan di bulan tersebut. diambil dari ucapanmu” asylaitul kalba idza arsaltuhu li-shoidin ( aku mengusir anjing, apabila aku mengirim anjing itu untuk berburu)

 

1️⃣1️⃣.kemudian *”Dzulqo’dah”* mereka menamainya dengan dulqo’dah karena mereka itu selalu duduk-duduk (nyantai) di bulan tersebut, jauh dari peperangan.

 

1️⃣2️⃣. kemudian *”Dzulhijjah”* karena mereka melakukan hajji pada bulan ini.

 

*PERBEDAAN PENDAPAT tentang TANGGAL KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.*(✍hanya beda tanggal, kalau bulan sepakat bulan Robiul awwal)

Baca Juga :  Senator Dedi Iskandar Khatib di Masjid Asy Syafi"iyah Tekankan Pembuktian Iman

 

Dalam Kitab Lathaa`iful Ma’aarif Fiimaa Li Mawaasimil ‘Aam Min Wazhaa`if halaman 101 :

وَالْمَشْهُوْرُ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْجُمْهُوْرُ أَنَّهُ وُلِدَ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ ثَانِيَ عَشَرَ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَهُوَ قَوْلُ ابْنِ إِسْحَاقَ وَغَيْرِهِ

Pendapat yang masyhur menurut ulama jumhur, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada *hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal.* Itu adalah pendapat Imam Ibnu Ishaq dan yang lainnya

وَأَمَّا عَامُ وِلَادَتِهِ فَالْأَكْثَرُوْنَ عَلَى أَنَّهُ عَامُ الْفِيْلِ

Adapun tahun kelahiran Nabi Saw, kebanyakan ulama mengatakan *tahun kelahiran beliau adalah tahun gajah.*

Al Hafizh Ibnu Katsier (wafat tahun 774 H) menulis dalam Kitab Al Bidayah wa Annihayah juz II halaman 319-320:

بَابُ مَوْلِدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bab Maulid Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam

 

وُلِدَ صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَامُهُ يَوْمَ الْإِثْنَيْنِ.

Rosulullah -shalawaatullaah ‘alaihi wasalaamuhuu- dilahirkan pada hari Senin

 

لِمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِيْ صَحِيْحِهِ مِنْ حَدِيْثِ غَيْلَانَ بْنِ جَرِيْرِ بِنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَعْبَدٍ اَلزِّمَّانِيِّ عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ، مَا تَقُوْلُ فِيْ صَوْمِ يَوْمِ الْاِثْنَيْنِ فَقَالَ: ” ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ

Karena hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam Shahihnya, dari haditsnya Ghailan bin Jarir bin Abdullah bin Ma’bad Azzimmaani dari Abu Qatadah, bahwasanya seorang A’rabi bertanya: “Wahai Rosulullah, Apa yang engkau sabdakan tentang puasa hari Senin ?”. Beliau menjawab: “Itu adalah hari dimana aku dilahirkan, dan diturunkan wahyu kepadaku pada hari itu”.

 

ثُمَّ الْجُمْهُوْر عَلَى أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِيْ شَهْرِ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ

 

Menurut Jumhur, lahirnya Nabi shallallaahu ‘alahi wasallam adalah pada bulan Robi’ul Awwal

 

فَقِيْلَ لِلَيْلَتَيْنِ خَلَتَا مِنْهُ قَالَهُ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِي الْاِسْتِيْعَابِ

 

Ada yang mengatakan pada tanggal 2 Rabi’ul Awwal, demikian dikatakan oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr didalam kitab al Isti’ab

 

وَقِيْلَ لِثَمَانٍ خَلَوْنَ مِنْهُ حَكَاهُ الْحُمَيْدِيُّ عَنِ ابْنِ حَزْمٍ. وَرَوَاهُ مَالِكٌ وَعَقِيْلٌ وَيُوْنُسُ بْنُ يَزِيْدَ وَغَيْرُهُمْ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ

 

Ada yang mengatakan tanggal 8 Rabi’ul Awwal, demikian diceritakan oleh Imam Humaidi dari Imam Ibnu Hazm.

Dan juga diriwayatkan oleh Imam Malik, Imam Aqil, Imam Yunus bin Yazid dan yang lainnya dari Imam Muhammad bin Jubair bin Muth’im

 

وَقِيْلَ لِعَشْرٍ خَلَوْنَ مِنْهُ نَقَلَهُ ابْنُ دِحْيَةَ فِيْ كِتَابِهِ وَرَوَاهُ ابْنُ عَسَاكِرَ عَنْ أَبِيْ جَعْفَرٍ اَلْبَاقِرِ

Baca Juga :  Peresmian Gedung Baru Samsat Medan Utara Menjadi Momentum Berkumpul dalam Berbuka Puasa 1445 H/2024 M

Ada yang mengatakan tanggal 10 Rabi’ul Awwal, sebaimana dikutip oleh Imam Ibnu Dihyah didalam kitabnya. Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asakir dari Imam Abu Ja’far al Baqir

 

وَقِيْلَ لِثِنْتَيْ عَشْرَةَ خَلَتْ مِنْهُ نَصَّ عَلَيْهِ اِبْنُ إِسْحَاقَ وَرَوَاهُ ابْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ فِيْ مُصَنَّفِهِ عَنْ عَفَّانَ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ مِيْنَا عَنْ جَابِرٍ وَابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُمَا قَالَا: وُلِدَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْفِيْلِ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ اَلثَّانِيَ عَشَرَ مِنْ شَهْرِ رَبِيْعِ الْأَوَّلِ وَفِيْهِ بُعِثَ وَفِيْهِ عُرِجَ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ وَفِيْهِ هَاجَرَ وَفِيْهِ مَاتَ.

 

Ada yang mengatakan tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Demikian ditetapkan oleh Imam Ibnu Ishaq. Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abu Syaibah didalam Kitab Mushannafnya, dari Affan, dari Sa’id bin Miinaa, dari shahabat Jabir dan shahabat Ibnu Abbas, sesungguhnya keduanya berkata : *“Rosulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada Tahun Gajah, hari Senin, tanggal 12 robi’ul Awwal. Pada hari itu Nabi Saw. diutus, pada hari itu Nabi Saw. Mi’roj ke langit, pada hari itu Nabi Saw. hijrah dan pada hari itu juga Nabi Saw. wafat.”*

وَهَذَا هُوَ الْمَشْهُوْرُ عِنْدَ الْجُمْهُوْرِ وَاللهُ أَعْلَمُ.

Inilah yang masyhur menurut ulama Jumhur.

 

Para Imam besar setelah tabiin dan tabiin tidak sembarang menentukan kesepakatan bahwa Kelahiran Nabi Muhammad adalah diBulan Rabiul Awwal.

Bila tidak mengakui bahwa nama2 bulan trsb sudah ada dijaman jahiliah /hanya terpaku pada tahun Hijriyah saat Rosul hijrah saja tanpa menengok nama2 bulan itu sudah ada sebelum Rosulullah lahir.

maka bagaiman kita dapat mengetahui

Usia Rosululloh saw. saat menikah.(usia 25th)

Usia Rosululloh saw saat menerima Wahyu pertama (diangkat menjadi Rosul saat berusia 40 th)

Kapan terjadi Nuzulul Qur’an

Kapan bulan apa terjadi Isro mi’roj.

Karena semua terjadi sebelum Rosul hijrah.

Usia berapa saat Rasul wafat.

 

Kesimpulannya:

*Kalender Hijriyah adalah menyambung dari kalender masa jahiliah dgn nama2 bulan sama.*

*Hanya penetapan tahun dimulai sejak Nabi Muhammad Saw hijrah ke Madinah.*

واللّه اعلم بالصّواب

Wallaahu A’lam.

Artikel Terkait

Back to top button
Don`t copy text!